Mobil
Mainan
Siang ini Ali mendapat giliran
untuk menemani Ibu berbelanja di Supermarket. Membeli sayuran untuk makan malam
nanti.
“Bu, untuk apa sih kita membeli
sayur, aku kan tidak suka makan sayur?”
“Sayur kan sehat, Sayang,” kata
Ibu.
Ali manyun. Usahanya untuk membuat
Ibu batal membeli sayur, gagal. Dan yang paling menyebalkan lagi, Ibu membeli
brokoli, sayur yang paling tidak disukai Ali. Bentuknya aneh, warnanya hijau
dan rasanya pahit. Ali tidak suka.
“Ali, ayo, kita sudah selesai..”
panggil Ibu di meja kasir.
Ali sibuk dengan mainannya,
mobil-mobilan yang dibelikan Ayah dari hasil merajuk kemarin. Ali berjalan
malas menghampiri Ibu. Tiba-tiba Ali menjadi sangat bersemangat saat melewati
deretan mainan. Pandangannya tertuju pada sebuah benda berwarna merah. Mobil
mainan yang sudah lama Ali inginkan.
“Bu, Ali mau mobilan itu,” pinta
Ali sambil menarik baju Ibunya.
“Kamu kan sudah punya banyak
mobilan, Ali,” jawab Ibu.
“Tapi yang itu belum, Bu,” bujuk
Ali pada Ibunya, tapi tampaknya tidak berhasil.
“Tidak, Ali,” bibir Ali manyun lima
senti.
Disaat Ibu sedang sibuk membayar
belanjaan, Ali kembali ke tempat mainan tadi. Pandangan matanya mengamati
sekitar. Aman. Secara sembunyi-sembunyi, Ali memasukkan mobilan yang dibungkus
plastik putih itu ke dalam saku celananya. Ali mencuri mobil mainan itu.
ZZZ
“Itu mainan siapa, Ali? Rasanya
kamu tidak punya mobil mainan seperti itu.” Tanya Ibu saat Ali sedang asyik
memainkan mobil mainan yang dia curi tadi siang.
“Mmm.. Mobil mainan Indra, Bu,” Ibu
mengangguk dan membulatkan bibirnya.
Ali menghela napas lega setelah Ibu
berlalu dari kamarnya. Ali berbohong.
ZZZ
“Tante, Ali ada?” sapa Indra, teman
sepermainan Ali sekaligus tetangga samping rumahnya.
“Ada, Indra mau ambil mobil-mobilan
yang dipinjam Ali ya?” jawab Ibu Ali.
“Mobil?” Indra bingung dengan
pertanyaan Ibu Ali.
Seingatnya dia tidak pernah
meminjamkan mobil mainannya pada Ali. Lagi pula, mobil mainan Ali lebih banyak
dibanding mobil mainan miliknya.
“Ali tidak pernah meminjam mobil
mainan Indra, Tante,” lanjutnya menjelaskan.
“Loh, Ali bilang mobil merah itu
dia pinjam dari Indra,”
Ibu beranjak menghampiri Ali di
kamarnya, masih asyik dengan mobil mainan barunya, Indra mengikuti di belakang
Ibu.
“Ali..” ucap Ibu lembut.
“Iya, Bu.” Ali bangun dari tidur santainya.
“Ibu mau tanya, mobil itu milik
siapa?” Ibu menunjuk mobil merah di genggaman Ali.
“Mobil mainan Indra, Bu, kan Ali
sudah bilang tadi,”
“Tapi Indra bilang itu bukan mobil
mainannya,”
Tiba-tiba Indra muncul di daun
pintu, Ali kaget, kebohongannya akan terbongkar jika ada Indra. Dan orang
tuanya juga akan marah besar jika mengetahui anaknya telah berbohong dan
mencuri.
“Emm..” Ali terdiam, tidak tahu
harus menjawab pertanyaan Ibu dengan kebohongan apa lagi.
“Ali..” Ibu membelai kepala Ali
penuh cinta.
“Coba jawab yang jujur, jawab
dengan ini,” Ibu menunjuk dada Ali, “Anak Ibu bukan pembohong kan?” Ali
menggeleng.
“Ali..” kata-katanya terputus, “Ali
mengambilnya dari pasar kemarin, Bu,” Ali tertunduk dalam, menyesali
perbuatannya.
“Baik, besok kita kembalikan mobil
mainan ini ke pasar, ya, dan Ali harus janji tidak akan mengulangi perbuatan
ini lagi.” Ali mengangguk lalu memeluk Ibunya erat.
“Ali minta maaf, Bu..”
ZZZ
Pesan: Jika kita menginginkan
sesuatu, cara mendapatkannya harus dengan hasil usaha sendiri. Tidak dengan
cara mengambil milik orang lain, apalagi sampai berbohong untuk memilikinya.
Jujur itu lebih baik dan menenangkan walau kadang terasa pahit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar